Wednesday 7 December 2011



bisa download disini, materi dan ppt gadar


makalah dan ppt gadar

atau

untuk materi : alternatif makalah gadar

untuk ppt : alternatif ppt gadar

selamat belajar kawan-kawan,,,

Wednesday 23 March 2011

G-Boyz Poem

Ketika cinta tak bisa memiliki lagi , ketika itu cinta di takdirkan untuk pergi. Semua pengorbanan aku dan dia ternyata sia-sia, aku harus pergi dari dia ketika dia memilihnya.
Semuanya hilang dalam satu malam.
Aku tak bisa berbuat apa-apa untuk ini, karena aku tahu cinta tak harus memiliki.
Ku coba merelakan dia pergi , pergi dari diriku . hilang dari duniaku.
Tapi aku sadar , rasa itu entah kapan aku bisa lupakan.
Mungkin tak akan pernah terlupakan.
Kemana harus ku pergi ?

Mencari dunia baru tentu terlalu sulit , bahkan banyak rintangan..
kepergian dia mungkin tak untuk selamanya , tapi cinta , kasih sayang yang pernah ada tlah hilang untuk selamanya . dia berhak bahagia , meskipun dia tlah melukai hatiku , tak apa..
Dia sangat pantas memilih antara aku dan dia..
semoga kelak kau akan selalu bahagia tanpa adanya diriku lagi dalam kamus hidupmu.

3 orang tlah mencoba menggantimu dalam hatiku , tapi tampaknya semua terasa sia-sia saja . tak ada sedikitpun yang hilang dari dalam diri ini tentang dirimu.
Kau Tanya mengapa ?
Karena begitu tulusnya hatiku menyayangmu dalam waktu yang tak terbilang singkat.

Kau memang tak sempurna , tapi kau begitu sempurna di mata orang-orang yang mencintaimu .
yang ingin milikimu..
Pergilah cinta , aku mohon ..
biarkan ku bahagia melihat bahagiamu, dan biarkan aku bahagia tanpa kamu lagi dalam hidupku .
karena aku sadar kau hanya butuh aku di saat kamu terpuruk dan tak ada seorang yang membangunkanmu dalam keterpurukan itu , tapi itu tak buatmu sadar ..
Sakitnya hati saat aku harus menjadi pendengar hatimu,

Sekarang , biarkan aku bahagia dengan pilihanku , walaupun aku tahu . pilihan ku begitu menyakiti perasaanmu..
Karena aku tlah pilih sahabatmu untuk bersamaku , menyayangiku tanpa ingin melukai hatiku kembali,
Mungkin apa yang aku lakukan salah besar , tapi hatiku inginkan itu .
ku mohon kelak kau kan mengerti untuk ini.
Izinkan aku bahagia tanpa adanya bayang-bayang kamu terus dalam hidup aku.
Karena aku harus relakan kamu untuk benar-benar pergi dari kehidupan aku ,
Dari hati terkecilku..

Slalu ku doakan kau bahagia dengannya ,amien…


created by. yulia "liliput" nursamsiah
posted by. g-boyz

G-Boyz Story

I LOVE U

Maybe, sudah gak asing buat para remaja sekarang apa itu “cinta”. So, kebanyakan dari mereka ada yang menyanjung cinta dan ada yang membenci cinta. Realitanya sich memang begitu. Iya kan????
Sore itu bagai badai ditengah teriknya matahari dan gelombang laut buat cewek yang akrab disapa “Aya”. Cewek remaja yang duduk di bangku kelas 2 SMA. Bagi Aya, kehadiran sosok cowok yang benar-benar bisa memahami Ia, hanya “Ben”.
Ben, seorang cowok yang cukup dewasa dengan selisih 3 tahun dari Aya. Tiga minggu kebersamaan mereka seolah berubah menjadi lautan tangis Aya sore itu. Sebuah kenyataan yang menyakitkan, sangat menyakitkan. Aya tak kuasa menahan butiran bening di pelupuk matanya, seolah membiarkannya terjatuh membasahi kedua pipinya itu.
Tante Renata, Maminya Aya, meminta putri sulungnya itu untuk meninggalkan Ben. Sungguh kenyataan yang tak ingin Aya terima. Terlalu sakit untuk melepaskan itu semua dengan mudahnya.
“Hey, udah lama? Sorry ya telat. Tadi aku cari dosen dulu.”Sahut Ben ketika Ia membuat cewek yang Ia sayang menunggunya di kafe Yellow. Kafe yang biasa mereka datangi.
“Gak apa-apa ko.” Jawab Aya singkat.
Ada rasa sakit saat ingin mengatakan hal penting itu pada Ben. Cowok yang paling baik dimata Aya. “Tuhan, Bantu Aku, Aku gak mungkin bicara sekarang. Dia terlalu baik untuk di sakiti, karena Aku juga masih menyayanginya.” Batinnya bicara.
“Kenapa? Ko malah melamun?”
“Hey!”sambil menggibaskan tangannya di hadapan Aya.
“Katanya ada yang mau dibicarain. Apa Nta?? Lanjutnya lembut.
Nta?? Ya Tuhan Ia masih memanggil Aku dengan NTA yang berarti cinta..???Maafkan Aku Ben..!Kembali batin Aya bicara, Aya tenggelam dengan kelut fikirannya itu.
“Nta...!” Sekali lagi Ben memanggilnya, membuyarkan semua lamunannya.
“Ehm, maaf Ben.” Ben hanya tersenyum.
“Ben, maafin Aya ya!!” Dengan sejuta keberanian Aya mulai berkata. Ben hanya mengernyitkan dahinya dan terlihat begitu penasaran dengan apa yang akan Ia dengar dari bibir manis orang yang Ia sayang. Orang yang ada dihadapannya sekarang.
“Aya gak tahu harus berbuat apa?? Disaat Aya harus pilih diantara dua pilihan yang sulit Ben. Aya gak bisa pilih salah satu dari dua pilihan itu.”
Sesaat semua hening. Air mata Aya kini tak tertahan lagi. Ia membiarkan butiran bening itu jatuh di pipinya dan membiarkan Ben mengusap butiran air matanya dengan lembut dan segera memeluknya erat.
“Ben baik banget sama Aya, Ben terlalu baik malah buat Aya!”
“Kamu ngomong apa sich Ay? Coba ceritain apa yang terjadi. Jangan nangis!”
Kata Ben begitu pengertian, membuat Aya merasa sangat pahit. Ben tak henti mengusap air mata Aya yamg terus mengalir dan membuatnya sedikit tenang.
Aya menceritakan semuanya pada Ben. Ben terlihat begitu pucat, mungkin terlalu pahit Ia mendengar semua itu. Ia juga tak tega melihat orang yang Ia sangat sayangi menangis saat mengatakannya.
“Aya terima Ben benci Aya. Mungkin itu emang pantas buat Aya. Tapi please jangan jauhin Aya!” Ucapnya terbata-bata.
“Aya, mungkin ini memang sakit buat Ben. Tapi, Ben juga tahu Aya juga rasain hal yang sama. Iya kan? Ben gak akan pernah benci Aya. Karena, Ben sangat menyayangi Aya. Aya ngerti kan? Ben gak mau nambah Aya terluka dengan kebencian Ben. Ben ngerti kenapa Aya putusin Ben, Ben bangga sama Aya!” Sambil mengusap sisa butiran air mata Aya dipipinya, dan memegang kedua bahu Aya dengan erat. Seraya berkata,,,
“Ben bangga sama Aya. Finally, Aya yang sabar ya, jangan nangis! Jelek tahu.Kata-kata Ben itu membuat Aya sedikit tenang dan tersenyum. Betapa pengertiannya orang yang Aku sayang ini, Aku akan selalu sayang kamu Ben! Desah batin Aya ketika Ben memeluknya kembali.
“Makasih Ben, thanks for all.”Ben tahu Ia juga tak bisa berbuat apapun dengan ini. Ia hanya bisa menerima keputusan dan kenyataan itu dengan lapang dada.
“Aya, mungkin hati Aku sakit. Tapi, Aku tahu kamu juga sakit. Mungkin Aku dan Kamu belum di takdirkan untuk bersama. Dan itu buat Aku lebih mengerti apa itu cinta.” Batin Ben berbicara begitu sakit, dan sangat pahit.
Hari itu, sangat berat untuk Aya jalani. Tak rela, tapi tak berdaya untuk berbuat sesuatu selain melakukan perintah dari Ibunda tersayangnya.
“Maafin Aya Ben. Aya akan selalu berdo’a untuk kebaikan kamu. Aya yakin, kamu bisa dapatin yang lebih baik dari Aya. Lupain rasa sayang kamu buat Aya, Ben! Aya udah nyakitin kamu.” Ucapnya dalam hati, ketika malam memaksa matanya untuk menutup, dan melupakan sedikit sedihnya. Sehingga esok hari bisa ceria kembali. Walau dengan mata yang masih berlinangkan air mata.
Seminggu berlalu, bukan berarti dapat melupakan semua itu. Kejadian beberapa hari yang lalu itu masih kuat terlintas di benak, dan fikiran Aya. Waktu itu….
“Kamu harus ngertiin Mami sayang, Mami bukannya gak sayang sama kamu. Tapi, Mami hanya ingin menjaga anak Mami. Masih banyak yang lain yang lebih baik dari Dia Ay, yang bisa sayang sama kamu selain Benny Nata Arya.”
“Stop Mi, cukup. Aya tahu Mami mau yang terbaik buat anaknya. Tapi, itu berat buat Aya Mi! Please, Mami gak tahu Ben kaya gimana. Ben baik buat Aya, beda sama cowok lain. Dan gak mudah buat lupain dia gitu aja Mi!!”
“Kamu harus coba sayang, Dia beda dari kita.”
“Apa yang beda dari Dia sama kita Mi? Agama? Kenapa sich Mami berfikir terlalu jauh dengan hubungan Aya sama Ben?”
“Tapi Ay, Mami dengar dari orang lain, Ben itu anak yang…..
“Apa Mi? yang apa? Ok, Aya ikutin apa mau Mami. Tapi stop , jangan jelek-jelekin Ben lagi didepan Aya. Aya gak tahu, kenapa dimata mami Ben itu cowok yang gak baik buat Aya!!” Ucapnya seraya meninggalkan Maminya hari itu yang kemudian langsung menemui Ben.
Tak terasa, bulan cepat berganti. Tapi, sebulan yang berlalu bukan waktu yang lama buat melupakan semua itu. Masih terasa pahitnya hati Aya kala itu. Apalagi Ben, Ben itu berubah karena adanya Aya. Sekarang, Aya justru tega membuat Ben terluka dengan mudahnya. Sungguh perasaan bersalah yang tak bisa di campakan begitu saja oleh Aya.
Sore itu di penghujung hari yang penat alias weekend atau yang kita tahu maming. Nampak Aya serius dengan coretan pena tenteng cerpen-cerpennya. Cerpen seperti soulmate buat Aya. Semua cerpen yang Ia tulis berkisah tentang dirinya sendiri. Tak lama,
^When you’re gone the peaces of my heart I’m missing you^ penggalan lagu Avril yang jadi nada pesan hp Aya. Tampak pada layar ponselnya tulisan “new mesagge”.
From : Daniel
16.00
Khumz gw skrng, nak” dh pd nungguin..
Ox, gpl iia….!!!
Aya membiarkan ponselnya terlempar begitu saja. Rasanya tak ada gairah untuk keluar sore itu.
Tapi, puluhan miscall memaksanya datang ke tempat biasa Ia kumpul bersama teman-temannya.
Sesampainya disana, sungguh Aya sangat terkejut. Tempatnya sepi, yang ada hanya seorang cowok yang duduk membelakangi dirinya. Cowok yang tak asing dalam pandangannya, Aya tahu sosok itu ialah Ben.
“Hai…..” Sapa Aya memberanikan diri menghampirinya.
“Hai Ay, kok bisa ada disini?” Tanyanya heran. Ia tahu cowok yang ada dihadapannya sekarang adalah sosok yang sangat Ia rindukan.
“Ingin sekali Aku peluk kamu Ay.” Batin Ben berkata, tak hiraukan ribuan kata-kata yang Aya pertanyakan padanya.
“Ben, kok malah ngelamun? Ben, liat anak-anak gak?”
“Ehm,,,, justru itu Ay. Tadi anak-anak sms suruh Aku datang kesini, tapi?”
“Mereka ngerjain kita!!!” sahut Ben dan Aya bersamaan setelah menyadari perbuatan jail teman-temannya.
Pertemuan itu justru jadi hal yang tak terduga untuk Aya, begitu juga Ben. Sungguh diakui aya, sebulan berlalu tak membuat rasa cinta itu juga berlalu. Masih sungguh besar rasa itu tertanam, dan tak ingin tergantikan. Pertemuan itu membuat Ben berniat meminta balikan pada Aya. Satu hal yang sama Ia inginkan, untuk bersama kembali.
27 september 2008, bukan waktu yang mudah dilupakan. Hari itu, Aya menyakiti dua orang cowok yang tak lain adalah Ben dan cowok pelariannya itu. Hari itu juga bintang seolah kembali berrsinar. Telah di mantapkan hati, bahwa cinta butuh pengorbanan. Dan Aya juga Ben ingin menjalaninya walau itu bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan kedua telapak tangan.
Tapi…………………..
“Ay, please. Jangan sakitin diri kamu dan pelarian kamu itu Ay!” kata Ben meyakinkan Aya ketika Ia tahu bahwa Aya sedang berbohong.
“Ay, membohongi perasaan diri sendiri itu sakit!” Ucapnya sekali lagi.
SAKIT????????Kata-kata itu berhamburan dalam fikiran Aya saat mendengarnya. Kenyataan yang tak ingin Ia jalani, kejujuran yang tak ingin Ia ungkapkan.
“Ay, please. Aku masih sayang sama Kamu, aku ingin balik lagi kaya dulu!”
“Berat Ben, itu berat banget buat Aya.”
“Kenapa? Sakit Ay bohongin perasaan diri sendiri!!!!!!!!”
“Aya tahu itu memang sakit. Tapi, Aya harus terima itu semua. Perlu Ben tahu juga, Ay udah putusin dia karena Aya tahu dia Cuma jadi pelarian Aya aja.Aya gak bisa sayang sepenuhnya sama dia walaupun Aya udah coba. Tapi, Aya gak bisa bohong kalau yang Aya sayang itu Cuma Ben.” Ucapnya seolah beban berat dalam hidup Aya saat itu terhempas begitu saja terbawa angin yang berhembus.
^Saat ku buka buku yang tlah berdebu tentang semua masa lalu didalam hidupku. Ku temukan potret dirimu kekasihku, Kini kau tak disisi ku lagi, kau telah pergi.^
Ben sengaja memutar lagu itu biar terdengar jelas betapa besar kasih sayangnya yang Aya tak ketahui adanya. Aya terbelenggu antara perasaan dan pengorbanan, antara kata Ya atau Gak. Kembali bahagia atau hidup hampa. Berharap kembali juga mungkin Ia rasakan sekarang.
Tapi……….
“Ini sangat menyakitkan Ben.” Desah Aya namun tak terdengar oleh Ben.
Sekian lamanya terdiam, dan detak jam terus berputar menunjukkan kearah jam 20:00 malam.
“Ay, please!” Pintanya sambil meraih tangan Aya.
Aya semakin kalut dengan ini, tapi Ia juga tak ingin berbohong sekarang….
“Ia Ben, kita coba jalanin dulu semuanya yach!” Ucap Aya setelah Ia lama terdiam.
“I LOVE YOU AYA” Aya hanya tersenyum.
Sangat diakuinya, Ia sangat bahagia sekarang. Cinta, kasih dan sayangnya kini telah kembali selaras dengan alunan lagu yang damai,dengan pelukan hangat ketika sang rembulan mulai tersenyum dengan berjuta-juta bintang.
“Makasih Tuhan, I love you!” Batin Aya bicara.
Detik berganti menit, berganti hari, Minggu dan bulan. Kini, sampai di tujuh bulan kebersamaan mereka. Kebersamaan yang penuh pengorbanan. Mungkin, bagi sebagian orang betapa agungnya cinta dan kasih sayang yang Aya dan Ben miliki. Mereka selalu melihat sosok cowok yang penuh
pengertian, kasih sayang dan sangat humoris. Sementara, Aya adalah sosok yang mereka kenal sangat cuek, jail, dan manja.Tapi, itu justru membuat banyak cowok yang menilainya beda.
Tujuh bulan yang berlalu tak melupakan SUNNY tentunya. Saat Aya datang kerumah Ben dengan sejuta keakraban pada Mamanya Ben. Tapi, tak lama ada sejuta keraguan dalam benaknya. Dilihatnya jelas kata-kata itu. I LOVE SHITA. Fikiran Aya melayang, Ia seperti ranting yang terbawa tiupan angin. SHITA, nama-nama itu bertebaran kesana kemari difikirnya. Aya tahu, Shita adalah cewek yang membuat Ben jadi sosok yang gak punya hati terhadap cewek alias Playboy. Sejak saat itu,
“Happy anniversary Ay, love you…!” Sahutnya ketika bertemu dirumahnya waktu itu.
Sejak kejadian kemarin Aya jatuh sakit, mungkin masih jelas terlihat kata-kata itu dimatanya. Kedatangan Ben untuk menengoknya seolah membuat Aya sedikit membaik.
“Happy anniversary too Ben!” Ucapnya sambil tersenyum.
“Ay, kenapa? Kamu baik-baik aja kan?” Tanyanya begitu khawatir dengan kondisi Aya saat itu.
Ia begitu takut terjadi sesuatu pada Aya ketika terlihat jelas wajah Aya yang sangat pucat. Ia tahu, betapa lemahnya orang yang sangat Ia sayangi ini.
“Ben masih punya perasaan sama Shita?” Tanyanya to the point.
Pertanyaan yang sangat butuh jawaban yang paling jujur.
“Kenapa diam Ben?”
“Perlu di jawab?”
“Ia.”
“Gak perlu jawaban Ay, Shita itu Cuma masa lalu Aku aja. Sekarang aku udah punya kamu Ay.”
Aya terdiam dengan semuanya, Aya tahu jawaban itu memang yang sangat Ia inginkan. Tapi, Ia masih ragu.
“Kamu kenapa sich Ay?”
“Masih jelas Ben kata-kata itu terlihat oleh Aya.”
“Apa?”
“I LOVE SHITA”
Dua hari berlalu, membuat Ben yakin. Aya adalah sosok yang sangat Ia sayangi. Sunny Ben bukan Shita tapi Aya. Ben sadar akan hal itu.
“I love you Ay.” Ucap Ben ketika Ia mengajaknya masuk kedalam rumah Ben. Kini tak ada lagi kata-kata itu. Ben telah membuangnya jauh dari kehidupannya saat ini.
“I love you Ben!” ucap Aya sambil tersenyum
“Tuhan yakini hatiku bahwa ia benar-benar menyayangiku dan telah lupakan Shita. Aku mohon , betapa pentingnya petunjuk_Mu itu.” Desah batin Aya.
Ben menatapnya dalam, bahkan semakin dalam dan sangat dalam. Dunianya berubah ketika Ia kenal dengan Aya.
Aya, forever my love.


created by Yulia "liliput" Nursamsiah
posted by G-Boyz